Baterai
notebook merupakan komponen spare-part dengan nilai harga yang mahal
disamping prosesor, graphic, monitor dan motherboard. Dengan varian
harga mulai dari 300 ribu hingga 900 ribu mungkin sebagian besar
pengguna akan berpikir dua kali saat ingin membeli spare-part baterai
ini.
Sebenarnya
banyak tips dan cara supaya komponen baterai ini bisa awet minimal
hingga masa penggunaan 2 tahun lebih. Tapi pada kenyataannya banyak
pengguna yang salah memberi persepsi dalam melakukan perawatan baterai
notebook bahkan sering dilakukan oleh sebagian besar pengguna notebook.
Sebenarnya dalam merawat baterai notebook supaya awet hingga tetap bisa
memberi durasi yang terbaik selama pemakaian tidaklah susah. Namun
banyak pengguna yang mengabaikan-nya dan mempermudah persoalan tersebut
sehingga akhirnya baterai notebook miliknya tiba-tiba tanpa alasan sudah
mengalami drop kapasitas hingga lebih dari 50%.
Teknologi baterai notebook merupakan teknologi yang paling terbelakang
dari semua komponen penyusun notebook, bertahun-tahun teknologi
Lithium-Ion belum ada pengganti yang lebih baik hingga saat. Biaya
produksi yang tidak murah dan daya tahan durasi yang tidak pernah
meningkat membuat spare-part ini paling dihindari saat pihak service
center menyatakan baterai notebook anda mengalami kerusakan permanen.
Berikut akan saya jelaskan secara rinci apa saja yang harus dilakukan
untuk membuat komponen spare-part yaitu baterai notebook ini bisa terus
awet dalam memberi durasi discharge semaksimal mungkin untuk jangka
waktu penggunaan yang lebih lama.
Banyak yang berpikir bahwa jika baterai notebook selalu tertanam atau
terpasang di unit notebook pada saat tercolok listrik sekalipun akan
mengakibatkan baterai drop karena arus akan terus masuk ke dalam
baterai. Pernyataan adalah TIDAK BENAR.
Mengapa? Karena jika baterai dilepas dari unit notebook dalam jangka
waktu yang lama (lebih dari 12 jam hingga harian), akan membuat baterai
kehilangan daya (discharge) secara perlahan karena tidak ada arus yang
mengalir dan setelah itu akan mengakibatkan baterai tidak bisa di-charge
hingga ke kapasitas maksimum karena cell baterai yang mengalami
discharge.
Solusinya? Lebih baik pasangkan saja baterai ke unit notebook meskipun
tercolok ke arus listrik dan hal ini tidak akan membuat baterai drop
biarpun dalam waktu yang lama hingga satuan hari maupun minggu. Sebagai
bukti saya tunjukkan screenshot dari aplikasi HWMonitor yang dimana
menunjukkan wear level dari baterai notebook milik saya masih 0% dan
kapasitas masih 100%.
Baterai dari notebook Lenovo IdeaPad Y550P milik saya ini telah
terpasang di unit notebook-nya sejak saya membeli-nya akhir September
tahun lalu (2010) dan sejak hari itu hingga saat ini tidak pernah saya
lepas. Dan perlu diketahui bahwa selama saya menggunakan Lenovo IdeaPad
Y550P ini saya sering online 24 jam tanpa lepas dari colokan listrik
dengan rekor terlama adalah 3 minggu 4 hari dalam keadaan baterai
terpasang di unit notebook. Selama saya memiliki notebook Lenovo IdeaPad
Y550P ini saya tidak pernah sekalipun melepas unit baterai saat
digunakan.
Bagi saya pribadi baterai notebook adalah sebuah komponen dengan
dual-fungsi yang sangat penting, disamping sebagai penyumbang arus saat
kita membutuhkan di kondisi outdoor. Peran berikutnya yang tidak kalah
penting adalah sebagai “UPS” terintegrasi di unit notebook. Kita pasti
tahu bahwa PLN (Perusahaan Listrik Negara) tidak bisa memberikan
kepastian akan kualitas listrik yang mereka berikan apakah benar-benar
100% online 24 jam? Tentu tidak. Maka dari itu saya sendiri yang sejak
10 tahun lalu sering mengalami pemadaman listrik bergilir di kota
kelahiran Bontang, Kalimantan Timur mengganggap penting dari peran
baterai notebook ini. Jika listrik tiba-tiba padam tentu saja pekerjaan
kita tidak akan ikut musnah karena belum di-save.
Toh pada dasarnya jauh lebih murah dan praktis dengan adanya komponen
baterai ini daripada kita membeli unit UPS terpisah karena langsung
terpasang dan durasi yang diberikan juga jauh lebih lama karena sesuai
dengan output yang sesuai dengan daya notebook. Jadi? Buat apa melepas
baterai notebook jika tidak ada gunanya sama sekali? Lebih baik
dibiarkan saja terpasang di unit notebook toh selama baterai terpasang
perannya tidak akan pernah tergantikan. Kalau menggunakan notebook tanpa
baterai berarti sama saja dengan desktop PC donk?
Sesuai dengan yang saya katakan di-atas bahwa baterai notebook lebih
baik tidak usah dilepas dari unit notebook-nya bukan berarti tidak
pernah digunakan. Jika selama menggunakan notebook, baterai tidak pernah
terpakai akan juga memberi efek “discharge”. Sesekali digunakan outdoor
tanpa colokan listrik juga tidak masalah tapi jangan terlalu sering,
untuk skala-nya jika selama 3 minggu tercolok listrik non-stop mungkin
setelah itu gunakan baterai hingga batas minimum lalu setelah itu
kembali menggunakan listrik PLN. 1 bulan pun tidak masalah yang penting
baterai pernah digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Jika anda mempunyai alasan tertentu untuk mengharuskan menyimpan unit
baterai hingga satuan hari atau minggu, cara terbaik adalah dengan
menyisakan kapasitas charge level baterai di posisi 40%, hal ini
dilakukan supaya saat digunakan kembali baterai masih bisa digunakan
kembali ke kondisi optimal full-charge. Tempat penyimpanan baterai yang
disarankan adalah ruang yang dingin dan kering.
Dalam satu waktu ada baiknya melakukan penghabisan kapasitas baterai
hingga batas minimum (disarankan 10%) lalu mengisi full kembali. Baterai
notebook akan mengalami unattended drop jika tidak pernah mengalami
full discharge-charge.
Teknologi baterai yang menggunakan Li-Ion baru-baru ini (sejak 2007)
mungkin teknologi yang terbaik yang ada sekarang ini dengan masa cycle 2
– 3 tahun dan kemampuan charge-discharge 300 kali hingga 500 kali.
Perlu diketahui bahwa penggunaan baterai notebook lebih baik digunakan
jika memang benar-benar perlu seperti dalam situasi outdoor atau urusan
mendadak.
Karena umur baterai notebook bergantung dari jumlah charge-discharge
maka usahakan untuk tidak menggunakan baterai dalam situasi yang tidak
perlu, sebisanya mungkin selalu colok dengan listrik (dengan unit
baterai tetap terpasang). Semakin sering charge-dischare maka akan
memperpendek umur baterai karena batas cycle akan berkurang.
Panas adalah musuh utama dari umur baterai notebook, usahakan hindari
dari sinar matahari langsung atau media yang panas seperti panas mobil
atau bersebelahan dengan desktop PC. Dingin dan kering adalah yang
terbaik.
Satu hal yang perlu dilakukan adalah membersihkan konektor baterai
dengan unit notebook dalam jangka waktu tertentu (bulanan cukup) untuk
menghindari baterai bekerja keras karena arus yang mengalir tidak
lancar.
Jika sering menggunakan HDD eksternal yang membutuhkan power langsung
dari port USB, sebisa mungkin langsung dilepas dari port USB saat tidak
digunakan. Karena daya yang tersedot cukup besar untuk sebuah port USB.
Dalam artikel kali ini saya hanya perlu mengingatkan kepada para pembaca
saat menggunakan notebook. Jika anda menggunakan notebook dalam situasi
outdoor atau dimanapun itu jika terdapat colokan listrik janganlah
segan-segan menunggu baterai habis, langsung saja colok power
adaptor-nya sehingga bisa menghindari wear level dari baterai notebook.
Gunakan baterai jika memang pada situasi yang mengharuskan atau darurat
dan semacamnya seperti tidak adanya colokan listrik atau kegiatan di
lapangan. Minimalkan penggunaan baterai untuk menghindari wear level
atau drop capacity. Saya sudah membuktikan dengan jangka waktu satu
tahun lebih ini pada notebook Lenovo IdeaPad Y550P milik saya tidak
pernah lepas dari colokan listrik dan baterai dalam keadaan terpasang
dengan rata-rata up time non-stop hingga 7 hari.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !